|
Fhoto Bersama LSM Ngo Sebora Dengan Narasumber dari Pemkab Anambas. |
EXPOSSIDIK.com, Anambas: LSM NGO SEBORA mengadakan kegiatan diskusi publik dengan tema “Peluang dan Tantangan Potensi Minyak dan Gas di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) Provinsi Kepuluan Riau”. Kegiatan ini diadakan di gedung serbaguna Desa Tebang, Kecamatan Palmatak, Senin (5/8/2019).
Narasumber dalam kegiatan diskusi tersebut terdiri dari, Kadis DPM-PTSP, Tranmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Kepulauan Anambas, Yusnizar, S.E., MP, didampingi Ir. Fachrizal (Ahli Migas General Manager Kso Pertamina EP), Rodi Hartono (Ketua SBSI- KKA), dan sebagai moderator Dedi Syaputra, S.IP (Derektur NGO SEBORA- KKA), kegiatan diskusi tersebut dibuka oleh sekda KKA, Sahtiar.
Dalam sambutannya, Sahtiar mengatakan, sesuai dengan tema untuk diskusi kita hari ini, tentang peluang dan potensi minyak dan gas untuk masyarakat lokal yang dampak dari ekplorasi yang ada di kabupaten kepulauan anambas. Pemerintah hari ini akan mengevaluasi lagi, langkah-langkah pembenahan bagi perusahan minyak dan gas yang beroperasi didaerah Kepulauan Anambas.
"Saya berharap semoga diskusi hari ini berjalan lancar dan akan ada jawaban dari apa yang kita diskusikan pada hari ini," ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Fachrizal selaku narasumber menjelaskan, Anambas salah satu Kabupaten di Kepri yang mempunyai sumber gas dan minyak, jika kita lihat banyak hal yang belum dinikmati oleh masyarakat lokal dampak dari ekplorasi minyak dan gas diblok Anambas yang telah berjalan sejak puluhan tahun silam.
“Ada potensi minyak dan gas yang bersekala besar yang seratus tahun tidak habis diblok Anambas saat ini yaitu yang diberi nama blok ande-ande lumut," tuturnya.
Lanjutnya, bukan itu saja, sudah berpuluhan tahun pipa dibawah laut Anambas tujuan Singapura yang dipasang oleh pihak perusahaan telah mengambil gas dari perut bumi kita, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat anambas yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak menikmati dari hasil buminya sendiri.
Dikesempatan yang sama, Rodi Hartono selaku ketua SBSI-KKA juga menuturkan lima item yang harus diketahui oleh Pemerintah dan perusahaan yang sudah beroperasi.
" Peluang yang begitu nyata antaranya, dana bagi hasil dari sumberdaya manusia, sumber PAD, pajak dan retribusi terhadap daerah, penyertaan modal (PI 10%), membuka lapangan kerja lokal, CSR/ Tanggung jawab sosial perusahaan, bertanggung jawab terhadap lingkungan juga tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan yang terakhir peluang transfer knowledge dan technology," paparnya.
Salah satu peserta yang hadir dalam diskusi tersebut yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, diskusi kita kali ini berharap Pemerintah bisa mengatur regulasi untuk meningkatkan sumber daya manusia bagi masyarakat lokal, yang dibandingkan dengan masyarakat luar yang mempunyai potensi dalam bidang tertentu. Diduga Pemerintah dan pihak pengelola tidak transparan dalam pengrekrutan tenaga kerja, banyak pelamar titipan, ada permainan oknum karyawan dan banyak sekali oknum karyawan pembunuhan karakter, itu yang terjadi, jelas semua itu akhirnya menjadi konplik ditengah masyarakat.
"Kita belum mendapat poin dari diskusi publik hari ini, kita akan membentuk forum melanjutkan ke RDP (Rapat Dengan Pejabat) pemda KKA bersama DPRD- KKA sebagai aspirasi masyarakat, juga berharap seluruh pihak pemerintah dan pihak perusahaan hadir dalam diskusi berikutnya,” imbuhnya.
Dari pantauan media dilapangan sejak pagi sampai selesai acara diskusi dan audensi bersama narasumber. Namun sayang dari pihak perusahaan, medco maupun SKK migas dan DPRD KKA tidak satupun hadir mewakili dalam diskusi publik tersebut, hanya beberapa anak perusahaan yang memenuhi undangan.
Arthur