Terkait Proyek Tampung Air, PT LCS Diminta Buat Jalan Alternatif Secepatnya
NATUNA I EXPOSSIDIK.COM - Proyek pembangunan tampung air baku kecil Sedanau Kecamatan Bunguran Barat senilai Rp5,24 milyar yang dianggarkan oleh APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di respon negatif oleh Lurah Bunguran (11/7)
Proyek nasional ini di kerjakan oleh PT Laut Cina Selatan. Respon negatif tersebut diakibatkan karena pelaksanaan proyek yang ada di lapangan tidak ada koordinasi dengan lurah selaku pemangku pemerintahan di desa.
Menurut Mukthrizal selaku Lurah Bunguran Barat, dirinya merasa dilecehkan oleh pihak kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunannya penampungan air baku yang mana melakukan pemutusan jalan umum di desa tersebut.
Padahal jalan yang di potong itu merupakan akses warga dan sangat penting untuk roda perekonomian.
Seharusnya, terang Mukthrizal pihak kontraktor yang melakukan pemmutusan jalan terlebih dahulu membuat akses jalan alternatif sehingga tidak menggangu akses yang sudah ada.
"Sampai saat ini pemutusan jalan oleh pihak kontraktor tidak ada koordinasi maupun pemberitahuan dahulu pada pihak kelurahan," ujarnya
Dia juga menuturkan bahwa sudah beberapa kali pihak kelurahan meminta pada pihak kontraktor agar sebelum dilakukan pemotongan jalan di buat jalan alternatif terlebih dahulu, namun hal itu tidak diindahkan.
"Kita sudah kasih tahu, tapi koordinator proyek pura-pura tak tahu," ungkap Lurah Sedanau.
Karenanya dia berharap agar kontraktor secepatnya membuat jalan alternatif, mengingat jalan yang di potong merupakan akses anak-anak yang akan masuk sekolah pada tanggal 18 juni nanti, terangnya.
"Kami pernah menanyakan pada Said selaku koordinator proyek, kapan jalan alternatif akan dibuat. Dia mengatakan bahwa jalan tersebut akan di buat sehabis Lebaran, tapi sampai hari ini belum juga terealisasi," ujarnya geram.
Hal senada juga diungkapkan AJ Suhardi selaku Camat Sedanau. Dimana pihak kontraktor terkesan membangkang dan enggan untuk koordinasi dengan pihak kecamatan, apalagi kelurahan.
"Jangankan untuk kelurahan, kami saja dari kecamatan tidak diindahkan," ujar Suhardi.
Karenanya, pihak kecamatan meminta agar dalam mengerjakan proyek di lapangan nantinya melibatkan perangkat daerah agar tidak menimbulkan masalah.
"Saya minta kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut untuk koordinasilah dengan perangkat desa setempat agar tidak terjadi miss comunikasi," pintanya.
Selain itu, dia juga berharap agar jalan alternatif segera di buat mengingat waktu belajar mengajar untuk anak sekolah sudah dekat dan jalan yang terpotong merupakan akses jalan mereka, harapnya. (He/sidik)