Nato Sambut Bupati Natuna, Hamid Rizal di Sedanau |
Pencekalan terhadap penjualan ikan hidup dari Natuna ke Hongkong sangat berdampak buruk, terhadap pertumbuhan eknomi masyarakat nelayan pesisir daerah perbatasan. Hal ini di tuturkan, Nato, salah satu pengusaha ikan yang mengekspor hasil tangkapan nelayan ke Hongkong.
Menurut Nato, sejak terbitnya moratorium dari KKP dan melarang ikan hidup untuk di ekspos ke luar negeri, kegiatan jual beli ikan hidup otomatis tidak ada lagi mengingat ikan tersebut di tampung untuk tujuan ekspor.
Karenanya, dia berharap agar pemerintah pusat melalui KKP mencabut moratorium tersebut mencegah hancurnya ekonomi di Natuna, terutama daerah Sedanau.
"Masyarakat nelayan budidaya Natuna saat ini, sangat merasakan dampaknya. Betapa tidak, satu-satunya sumber pendapat nelayan terputus dan nelayan budidaya ikan terancam gulung tikar," ucapnya (15/6) lalu.
Terkait permasalahan ini, Pemkab Natuna melalui Bupati Natuna Hamid Rizal telah mencoba untuk melobi Jakarta agar kegiatan ekspor ikan hidup kembali di jalin dengan Hongkong.
Beruntung, 4 Juni lalu sudah mulai ada titik terang dan nelayan Natuna sudah bisa melakukan transaksi jual beli ikan hidup dengan pengusaha asal Hongkong. Hal ini di motori oleh Nato selaku pengusaha dan putra daerah Sedanau pengekspor ikan hidup asal Natuna.
Walaupun sudah mendapat lampu hijau dari Jakarta, tidak semua ikan asal Natuna bisa di ekspor langsung ke pengusaha Hongkong yang jemput bola di Sedanau. Ikan yang tergolong favorit seperti kerapu jenis Sonok dan Napoleon tidak bisa diperjual belikan. Alasannya, karena ikan jenis ini termasuk kategori jenis ikan yang dilarang diperdagangkan.
Bupati Natuna saat ditanya wartawan seputar adanya lampu hijau dari pemerintah pusat yang membolehkan ekspor ikan hidup ke Hongkong, membenarkannya. Menurut Hamid, kegiatan ekspor ikan hidup akan dilakukan kembali di Natuna melalui Pelabuhan Sedanau.
“Benar dan kemarin kita sudah lepas secara perdana kerjasama jual beli ikan hidup dengan pengusaha kapal Hongkong di Pelabuhan Sedanau," jelas Hamid Rizal.
Dia juga menjelaskan bahwa tidak semua ikan asal Natuna bisa di ekspor seperti Ketapu jenis Sonok dan Napoleon, padahal jenis ikan tersebut merupakan primadona dan unggulan masyarakat nelayan keramba Sedanau.
"Intinya, nelayan kita sudah sedikit lega dan terbantu, sebab ikan jenis kerapu yang lain boleh dijual," ucap Bupati Natuna.